CLOSE
Archegos Effect , Tsunami Covid-19 India, Gimana nasib Indeks?
Indeks pada perdagangan hari ini ditutup melemah ke level 5959 (-0.09%). Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari pedagangan. Indikator stochastic juga nampak terjadi death cross yang mengindikasikan adanya potensi terjadi pelemahan. Dimana asing melakukan Aksi Jual Bersih Rp -38.88 Miliar pada beberapa saham LQ45 seperti: TLKM -154(B) , BBRI -58.(B) , BMRI -49.(B) , ANTM -35.(B) , ASII -20.(B) , INDF -18.(B) , ICBP -18.(B). Adapun sektor yang membebani laju indeks perdagangan kemarin meliputi sektor Misc-Ind (-1.46%), Trade (-1.364%), Basic-Ind (-1.184%), Manufactur (-1.034%), Infrastructure (-0.977%), Consumer (-0.769%) dimana sektor yang masih menopang laju indeks hari ini meliputi sektor Finance (0.685%), Property (0.685%), Agriculture (0.868%), Mining (2.744%)
Sentimen pertama yaitu Pelaku pasar memantau rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan meramu kebijakan moneter terbarunya. Pasar memperkirakan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan moneter. Selain itu, Meski Amerika Serikat (AS) membagikan sentimen positif dari data ekonomi di sektor riil terkait dengan indeks harga perumahan dan indeks keyakinan konsumen per Februari, tetapi risiko justru muncul dari Asia dan dari pasar keuangan global.
Di pasar keuangan, UBS mengejutkan pasar dengan mengumumkan bahwa laba bersihnya terpukul oleh kasus Archegos Capital, karena baru mengakui kerugian tersebut sebulan setelah kasus gagal bayar hedge fund tersebut muncul. Saham UBS anjlok nyaris 3% di bursa Eropa setelah melaporkan bahwa bank investasi tersebut mencatatkan kerugian sebesar US$ 774 juta (sekitar Rp 11 triliun) di kuartal I-2021 menyusul gagal bayar Archegos.Munculnya pengakuan UBS ini membuat daftar korban Archegos bertambah menjadi enam. Sebelumnya, Credit Suisse, Nomura, Deutsche Bank, Morgan Stanley dan Goldman Sachs juga terkena imbas kasus gagal bayar Archegos meski beberapa di antaranya berhasil lolos dari kasus itu lebih dini. Kasus Archegos tersebut membangkitkan kekhawatiran seputar sistemik tidaknya peristiwa tersebut terhadap aktivitas pasar global yang saat ini tengah melesu akibat pandemi dan minimnya katalis positif dari sisi perekonomian.
Berikutnya yaitu sentimen juga sedang buruk setelah India membukukan lonjakan kasus Covid-19. Pada Selasa, negara dengan pasar terbesar kedua di Asia setelah China ini melaporkan 323.144 kasus infeksi baru, yang membuat total penderita virus corona ini mencapai lebih dari 17,6 juta orang. Ini merupakan rekor tertinggi baru dalam 5 hari berturut-turut. Sonal Varma, Kepala Ekonom Nomura di India, mengatakan bahwa negara tersebut "benar-benar akan melihat pukulan atas pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan" pada kuartal pertama. Tahun fiskal India dimulai pada April dan berakhir pada Maret tahun depan. Dia memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) bakal melempem menjadi 1,5% pada kuartal ini. Risiko penekan ke bawah (downside risk) masih akan ada menyusul kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat (lockdown) yang diperketat di banyak tempat.
Dari Eropa, Jerman juga membagikan sentimen negatif. Salah satu negara yang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 tersebut sudah menerapkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat (lockdown) yang lebih ketat dan bakal berlaku hingga Juni nanti.
Secara Teknikal, Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah bergerak sideways jangka pendek membentuk trend bearish jangka menengah. Indeks ditranskasikan dengan volume transaksi yang relatif sepi ditransaksikan pada fase oversold atau jenuh jual. Indeks juga masih menguji support lower band pada indikator bollinger band. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak tsideways dengan range pergerakan 5940- 6000. Saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini meliputi TKIM, BBNI, ASSA, BMRI, TBIG, BSDE
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com